Pengalaman Saya dengan PAM

Sekitar September 2009, dalam persiapan pernikahan saya diminta pihak mempelai perempuan untuk menentukan kepastian harinya.

Pilihannya adalah 8 dan 15 November 2009, akhirnya saya putuskan tanggal 8 November dengan banyak pertimbangan, salah satunya adalah pelaksanaan PAM tanggal 15 November.

Saya, selalu mementingkan untuk hadir di PAM, khususnya PAM Lapangan.

Kelihatannya bukan saya yang selalu menunggu pelaksanaan PAM pada setiap tahunnya, tiap alumni AN Unpad yang punya kesempatan hadir selalu berusaha untuk datang, karena kegiatan ini banyak manfaatnya.

Tentu saja manfaatnya bukan pada melakukan tekanan pada panitia dan peserta, tetapi keinginan untuk menjaga silaturahim antar alumni baik dalam angkatan, antar angkatan, dengan mahasiswa baru dan para dosen.

Banyak sisi yang bisa dimanfaatkan dari kegiatan ini. Berkenalan dengan mahasiswa baru sebenarnya dan pada akhirnya hanya sebagian tujuan teman-teman alumni untuk datang ke PAM.

Saya sendiri semenjak terlibat sebagai peserta pada PAM IV 2002 nyaris tidak pernah bolos, kecuali tahun 2010 ketika ada tugas lain dan baru saja tiba dari Batam.

Bagi saya yang orang Bandung ada kewajiban untuk menyambut teman-teman alumni khususnya angkatan saya yang datang dari luar kota. Pada akhirnya, perkenalan kita dengan mahasiswa baru hanya bagian saja walaupun itu tetap penting untung menularkan semangat dan motivasi belajar di AN Unpad dengan melihat bukti keberhasilan alumninya yang tersebar di berbagai instansi pemerintahan dan swasta, bahkan ada juga yang menjadi wirausaha.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bagi kalangan yang tidak pernah mengalami serta minim pengetahuan tentang PAM sulit memahami keadaan ini. Kehadiran alumni malah menjadi kondisi yang sulit dikontrol. Mohon maaf saya mencontoh tahun lalu, 2011. Pemilihan Ketua Angkatan nyaris tidak dilaksanakan, baru bisa berjalan ketika Pak Dedi Sukarno datang, salah seorang staff dosen yang paham betul pelaksanaan PAM.

Otokritik

Saya juga paham betul masih banyak perilaku alumni atau angkatan atas yang memberikan gaya-gaya pembinaan sesuai dengan jamannya. Biasanya terjadi di angkatan-angkatan pertengahan.

Swasta baru masih malu-malu dan takut, alumni lama sudah matang dan cukup dewasa berpikir untuk melakukan hal-hal tersebut atau bisa juga kurangnya kreativitas angkatan sehingga terpikir untuk melakukan hal-hal demikian.

Tahun lalu ini pun masih terjadi. Ini sangat saya sesalkan. Ada satu angkatan yang mencoreng muka peserta dengan semacam arang (saya lupa) dan mengalunginya dengan untaian ranting.

Waktu itu saya langsung saya tanya siapa yang melakukan dan saya telepon Ketua Angkatannya, saya tanya kenapa melakukan hal tersebut, mereka bilang, mereka mengalami perlakuan yang sama ketika jadi peserta. Jadi kejadian ini berulang.

Hal-hal ini tampaknya yang harus menjadi perhatian bagi para alumni, bahwa bukan jamannya lagi melakukan hal seperti itu, banyak hal-hal lain yang bermanfaat yang bisa dilakukan baik bagi peserta, baik bagi panitia dan baik bagi semua pihak.

Kemunduran

Bagi saya pribadi, keterlibatan alumni dalam PAM sangat bermanfaat dan layak dipertahankan, bagi yang pernah mengalami dan terlibat dalam PAM kemungkinan besar mayoritas setuju dengan saya.

Saya sepakat 100% bahwa posisi angkatan atas terutama alumni tidak selayaknya melakukan tekanan terhadap peserta dan panitia. Sudah sepantasnya memberikan motivasi dan berbagi pengalaman berharga bagi para mahasiswa baru atau mahasiswa lama yang masih aktif di kampus.

Jika, motif angkatan atas yang datang hanya untuk menekan, maka sudah tidak layak hadir dalam kegiatan PAM.

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana menjamin bahwa angkatan atas/ alumni tidak melakukan tekanan?

Kalau kita lihat pada kenyataannya bahwa tekan-menekan ini sudah tidak ada kecuali dilakukan oknum. Minta jaminan saja, Mau datang ke PAM? bikin jaminan di atas materai bahwa tidak akan melakukan tekanan dalam bentuk apapun!

Saya sendiri dan teman-teman semua yang pernah masuk ke pos angkatan 2002 bisa merasakan adakah tekanan atau tidak?

Bagi saya bahkan salah satu alasan utama saya datang ke PAM adalah menonton liveshow Opera Van Java dari teman-teman saya yang selama kuliah dulu mengocok perut kita semua, Prima (Mang Ayod), Heru, Dimas, yah figurannya ditambah Sinyo, Dico, selebihnya kita nonton termasuk peserta yang datang ke pos.

Jadi keluar dari pos kita selain kenalan, bagi pengalaman, juga otak segar dan tidak stress. Pos angkatan lain saya tidak tahu persis, tapi tidak ada yang kelewatan kalau saya lihat.

PAM bagi saya bukan hanya sekedar Pembinaan Anggota Muda, lebih dari itu ia adalah konsep yang ditetapkan oleh Hima sendiri sebagai salah satu Pola Umum Pembinaan (PUP) yang memiliki kekhasan di AN Unpad.

Diantaranya adalah panitia yang hanya berasal dari satu angkatan dan kedua pelibatan alumni, sehingga bukan hanya pembinaan berdasarkan materi-materi saja tetapi dengan mengeratkan jaringan dan meningkatkan silaturahim sesama anggota HIMA AN.

Kalau belum diubah dalam AD/ART bahwa alumni masih termasuk anggota Himpunan, saya lupa tipe keanggotaannya. Kalau kemudian Himpunan hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang masih ada di kampus maka perlu direvisi.

Saya tidak tahu mungkin tulisan ini kurang tajam dan fokus. Yang jelas bagi saya PAM merupakan ajang silaturahim bagi keluarga besar AN termasuk alumninya, tidak ada motif untuk melakukan tekanan pada peserta karena sekali lagi silaturahim.

Jika memang sudah tidak dimungkinkan lagi untuk alumni terlibat dalam kegiatan ini, pertama sekali nama PAM mesti diganti, karena sudah melenceng dari konsepnya.

Kedua, perlu ada kegiatan lain yang dapat mewadahi ajang silaturahim keluarga besar ini. Ini bagi saya, bagi orang lain kan mungkin sabodo teuing.

Sulit sekali mengundang alumni untuk datang bersilaturahim dan bereuni, tetapi di PAM orang tinggal dikasih tahu tidak perlu formal-formal amat, maka kemungkinan datangnya lumayan.

PAM ini sudah alamiah menjadi ajang silaturahim, walau beberapa segi perlu pembenahan. Melenyapkan alumni dalam rangkaian PAM, merupakan kemunduran dan kehilangan besar bagi mahasiswa dan HIMA AN.

Di bawah ini link video testimoni tentang PAM dari perwakilan angkatan 2002, Prima dan Heru.

Testimoni PAM 2002 by Doni Ali Wardhana

Pengalaman Saya dengan PAM

14 thoughts on “Pengalaman Saya dengan PAM

  1. menurut saya sih dlm pam cuma ada 1 wajah, yakni AN. di dalamnya, mau itu jurusan, alumni, panitia ya AN. jadi semua asal itu AN UNPAD ya silakan dateng. jangan berlabel alumni, apalagi jurusan. bpk/ibu dosen kita AN juga toh. kecuali, maaf, yang bukan AN meskipun itu dosen ya gak boleh dateng. wong ini acara keluarga AN kok. he..

  2. Dedi Sukarno says:

    Quo Vadis PAM saat ini dan di masa mendatang ?
    Perlu reframing dari stakeholder Administrasi Publik FISIP UNPAD.
    Sukses selalu buat semuanya !

Leave a reply to wawanpetir Cancel reply